Community Based Conflict Untuk Ekstraktif Industri

Community Based Conflict Untuk Ekstraktif Industri
Five Star Hotels*, Jakarta | 26 – 28 August 2015 | Rp 6.600.000

 

 

Community Based Conflict Untuk Ekstraktif Industri

Community Based Security Management training bertujuan untuk membentuk hubungan yang selaras antara perusahan dan masyarakat dengan mengurangi dan menangani potensi konflik/gangguan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan melalui pendekatan yang terpadu  dan berkelanjutan. Setelah mengikuti pelatihan ini maka peserta akan dapat:

  • Memahami komponen – komponen pembentukan community based security management
  • Memetakan social risk yang berhubungan dengan tahapan – tahapan  operasional perusahaan
  • Bekerjasama dengan stakeholder yang berperngaruh pada penanganan konflik/gangguan di masyarakat
  • menyusun  rencana mitigasi konflik terpadu

 

Materi Pelatihan Community Based Conflict Untuk Ekstraktif Industri

Komponen : 1. Social risk analysis

  • Fenomena mendasar pergeseran tugas dan peran security
  • Pengenalan sistem social dan pendekatan ke  masyarakat
  • Mengidentifikasikan  kerentanan – kerentanan di masyarakat
  • Study paper : Prespektif konflik perusahaan – masyarakat pada ekstratif industri
  • Studi kasus 1 : kerentanan dan konflik perusahaan – masyarakat di wilayah lepas pantai
  • Teori konflik sosial
  • Pemetaan potensi konflik pada tiap tahapan operasional perusahaan

Komponen : 2 . Prinsip – prinsip dan pendekatan community based security management

  • Tujuan, prinsip dan prosedur
  • Kajian community based security management dan UU Object Vital Nasional
  • Best practices  1 : Pengelolaan konflik  dengan nelayan pada operasional offshore
  • Best practices  2 : Pendekatan sosial dalam konflik  lahan pada ekstraktif industry

Komponen : 3 . Mekanisme dan struktur community based security management

  • Model – model community based security management
  • Best practice 3: Community based surveillance
  • Melakukan pemetaan  dan analysis stakeholder
  • Best practice 4: Issues monitoring – SMART monitoring tools
  • Best practice 5: Radio Komunitas
  • Best practice 6: Negosiasi persuasif

Komponen : 4 . Koordinasi dan perencanaan mitigasi konflik

  • Tools perhitungan finansial mitigasi konflik (model IFC)
  • Penyusunan Grievance Mechanism
  • Perencanaan Mitigasi konflik
  • Bedah kasus : Potensi gangguan keamanan saat diberlakukan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014

Lama pelatihan dan jumlah peserta

Pelatihan dilaksanakan selama tiga hari efektif .

Untuk menjaga efektifitas pelatihan, maka peserta dibatasi maksimal 10 orang per kelas pelatihan

 

 

Workshop Leader :

I Putu Widhiantara Sri Bangun

Putu Widhiantara; berpengalaman lebih dari 16 tahun dalam bidang pembangunan sosial dan pemberdayaan masyarakat, komunikasi perubahan prilaku dan mitigasi konflik di tingkat regional dan nasional. Pengalaman kerja dengan banyak lembaga internasional seperti : USAID, FAO, UNICEF, UNDP – CPRU (Conflict Prevention and Recovery Unit), ILO, IOM, SAFE-USAID, AED, VSO (program regional : Indonesia,Philipine dan Thailand). Saat ini bekerja sebagai social reseacher pada dua program Bank Dunia dan juga sebagai konsultan integrated risk management di beberapa perusahan ekstratif industri.

 

Community Based Conflict Untuk Ekstraktif Industri

Community Based Security Management training bertujuan untuk membentuk hubungan yang selaras antara perusahan dan masyarakat dengan mengurangi dan menangani potensi konflik/gangguan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan melalui pendekatan yang terpadu  dan berkelanjutan. Setelah mengikuti pelatihan ini maka peserta akan dapat:

  • Memahami komponen – komponen pembentukan community based security management
  • Memetakan social risk yang berhubungan dengan tahapan – tahapan  operasional perusahaan
  • Bekerjasama dengan stakeholder yang berperngaruh pada penanganan konflik/gangguan di masyarakat
  • menyusun  rencana mitigasi konflik terpadu

Materi Pelatihan Community Based Conflict Untuk Ekstraktif Industri

Komponen : 1. Social risk analysis

  • Fenomena mendasar pergeseran tugas dan peran security
  • Pengenalan sistem social dan pendekatan ke  masyarakat
  • Mengidentifikasikan  kerentanan – kerentanan di masyarakat
  • Study paper : Prespektif konflik perusahaan – masyarakat pada ekstratif industri
  • Studi kasus 1 : kerentanan dan konflik perusahaan – masyarakat di wilayah lepas pantai
  • Teori konflik sosial
  • Pemetaan potensi konflik pada tiap tahapan operasional perusahaan

Komponen : 2 . Prinsip – prinsip dan pendekatan community based security management

  • Tujuan, prinsip dan prosedur
  • Kajian community based security management dan UU Object Vital Nasional
  • Best practices  1 : Pengelolaan konflik  dengan nelayan pada operasional offshore
  • Best practices  2 : Pendekatan sosial dalam konflik  lahan pada ekstraktif industry

Komponen : 3 . Mekanisme dan struktur community based security management

  • Model – model community based security management
  • Best practice 3: Community based surveillance
  • Melakukan pemetaan  dan analysis stakeholder
  • Best practice 4: Issues monitoring – SMART monitoring tools
  • Best practice 5: Radio Komunitas
  • Best practice 6: Negosiasi persuasif

Komponen : 4 . Koordinasi dan perencanaan mitigasi konflik

  • Tools perhitungan finansial mitigasi konflik (model IFC)
  • Penyusunan Grievance Mechanism
  • Perencanaan Mitigasi konflik
  • Bedah kasus : Potensi gangguan keamanan saat diberlakukan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014

Lama pelatihan dan jumlah peserta

Pelatihan dilaksanakan selama tiga hari efektif .

Untuk menjaga efektifitas pelatihan, maka peserta dibatasi maksimal 10 orang per kelas pelatihan

 

 

Workshop Leader :

I Putu Widhiantara Sri Bangun

Putu Widhiantara; berpengalaman lebih dari 16 tahun dalam bidang pembangunan sosial dan pemberdayaan masyarakat, komunikasi perubahan prilaku dan mitigasi konflik di tingkat regional dan nasional. Pengalaman kerja dengan banyak lembaga internasional seperti : USAID, FAO, UNICEF, UNDP – CPRU (Conflict Prevention and Recovery Unit), ILO, IOM, SAFE-USAID, AED, VSO (program regional : Indonesia,Philipine dan Thailand). Saat ini bekerja sebagai social reseacher pada dua program Bank Dunia dan juga sebagai konsultan integrated risk management di beberapa perusahan ekstratif industri.

 

Community Based Conflict Untuk Ekstraktif Industri

Community Based Security Management training bertujuan untuk membentuk hubungan yang selaras antara perusahan dan masyarakat dengan mengurangi dan menangani potensi konflik/gangguan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan melalui pendekatan yang terpadu  dan berkelanjutan. Setelah mengikuti pelatihan ini maka peserta akan dapat:

  • Memahami komponen – komponen pembentukan community based security management
  • Memetakan social risk yang berhubungan dengan tahapan – tahapan  operasional perusahaan
  • Bekerjasama dengan stakeholder yang berperngaruh pada penanganan konflik/gangguan di masyarakat
  • menyusun  rencana mitigasi konflik terpadu

Materi Pelatihan Community Based Conflict Untuk Ekstraktif Industri

Komponen : 1. Social risk analysis

  • Fenomena mendasar pergeseran tugas dan peran security
  • Pengenalan sistem social dan pendekatan ke  masyarakat
  • Mengidentifikasikan  kerentanan – kerentanan di masyarakat
  • Study paper : Prespektif konflik perusahaan – masyarakat pada ekstratif industri
  • Studi kasus 1 : kerentanan dan konflik perusahaan – masyarakat di wilayah lepas pantai
  • Teori konflik sosial
  • Pemetaan potensi konflik pada tiap tahapan operasional perusahaan

Komponen : 2 . Prinsip – prinsip dan pendekatan community based security management

  • Tujuan, prinsip dan prosedur
  • Kajian community based security management dan UU Object Vital Nasional
  • Best practices  1 : Pengelolaan konflik  dengan nelayan pada operasional offshore
  • Best practices  2 : Pendekatan sosial dalam konflik  lahan pada ekstraktif industry

Komponen : 3 . Mekanisme dan struktur community based security management

  • Model – model community based security management
  • Best practice 3: Community based surveillance
  • Melakukan pemetaan  dan analysis stakeholder
  • Best practice 4: Issues monitoring – SMART monitoring tools
  • Best practice 5: Radio Komunitas
  • Best practice 6: Negosiasi persuasif

Komponen : 4 . Koordinasi dan perencanaan mitigasi konflik

  • Tools perhitungan finansial mitigasi konflik (model IFC)
  • Penyusunan Grievance Mechanism
  • Perencanaan Mitigasi konflik
  • Bedah kasus : Potensi gangguan keamanan saat diberlakukan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014

Lama pelatihan dan jumlah peserta

Pelatihan dilaksanakan selama tiga hari efektif .

Untuk menjaga efektifitas pelatihan, maka peserta dibatasi maksimal 10 orang per kelas pelatihan

 

 

Workshop Leader :

I Putu Widhiantara Sri Bangun

Putu Widhiantara; berpengalaman lebih dari 16 tahun dalam bidang pembangunan sosial dan pemberdayaan masyarakat, komunikasi perubahan prilaku dan mitigasi konflik di tingkat regional dan nasional. Pengalaman kerja dengan banyak lembaga internasional seperti : USAID, FAO, UNICEF, UNDP – CPRU (Conflict Prevention and Recovery Unit), ILO, IOM, SAFE-USAID, AED, VSO (program regional : Indonesia,Philipine dan Thailand). Saat ini bekerja sebagai social reseacher pada dua program Bank Dunia dan juga sebagai konsultan integrated risk management di beberapa perusahan ekstratif industri.

 

Fee :

  • Rp. 6.000.000,- (On The Spot, payment at the latest 26 Agustus 2015)
  • Rp. 6.600.000,- (Full fare)
Formulir Permintaaan Informasi Lanjutan / Pra-Pendaftaran Public Training
  1. INFORMATION OPTIONS
  2. (required)
  3. (required)
  4. PERSONAL DATA
  5. (required)
  6. (required)
  7. (required)
  8. (valid email required)
  9. (required)
  10. (required)
  11. PRE REGISTRATION DATA (Tidak Mengikat)
  12. (required)
  13. MESSAGE FOR TRAINING PROVIDER
  14. Captcha
 

cforms contact form by delicious:days